Friday, April 22, 2022

Komunikasi - Shofiyyah

 Bismillah

InsyaAllah post kali ini mau cerita aja perkembangan Shofiyyah yang sudah 22 bulan menurut kalender Masehi.

Adanya Shofiyyah alhamdulillah sangat di cherish oleh semua orang di rumah. Kakak dan Abang gak ada indikasi rasa iri ke adik walau kayaknya waktu ummi banyak habis untuk adiknya.

Semakin besar Shofiyyah, semakin sering dia main bareng kakak dan abang tanpa ummi. Jadi emang mereka bertiga seolah punya permainan sendiri. Umpel-umpelan di kamar. Karena memang gak nonton, jadi main nya juga main yang seadanya di rumah. Mainan juga gak banyak di rumah. Mainan nya apa aja sih? Yang ini bahasnya lain kali yaa insyaAllah.

Mereka paling sering main jualan-jualanan. Itu juga asik sendiri. Hehe.. dan gak jarang Shofiyyah join aja, walaupun dia yaa seikutnya aja. Tapi interaksi dengan kakak dan abang yang gak habis habis ini, malah memperlihatkan peningkatan di perkembangan Shofiyyah. Yang paling mencolok adalah bicara dan kosakata. Shofiyyah menyerap cepat sekali info masyaAllah. Memang umurnya juga yaa sepertinya.

Shofiyyah memang dibacakan buku. Jadi moment yang mempererat bondingku dengan Shofiyyah itu pas bacain dia buku. Buku yang isinya gambar-gambar aja, semacam pengenalan benda-benda atau hewan-hewan gitu. Dari kapan bacain bukunya, sedini mungkin. Apalagi pas anaknya sudah bisa duduk yaa. Jadi semakin enak lagi bacainnya sambil tunjuk dan duduk. Awalnya kayak mereka gak ngeh, tapi belakangan kata-kata yang dulu kita ajarin kayak keluar aja dari mulutnya masyaAllah. Tapi memang pengulangannya ya bukan sekali dua kali ya... 

Memang mendekatkan anak kepada buku itu banyak sekali manfaatnya ya... masyaAllah

Jadi kalau diperhatikan Alhamdulillah Shofiyyah sudah mulai mengerti diajak komunikasi ya. Kalau misal dia nangis gak dikasih sesuatu, biasanya aku biarin dulu atau kupeluk. Aku biarin sambil bilang "Shofiyyah tenang dulu yaa ummi gak bisa ngomong", "sini dipeluk tapi nangisnya udah ya, kita ngomong pelan-pelan". Selalu gini ga? Ya gak selalu, apalagi misal lagi hektik yaa tapi lumayan diusahakan insyaAllah. Kakak dan abang nya juga sekarang ikutan "Shofiyyah kan mintanya gak pakai nangis..", "coba bilangnya yang baik dulu yaa jangan teriak".. hehehehe

Aku sadar banget jadi ibu banyak banget masih moment gak sabar nya ya.. cuma semoga Allah mudahkan dan kuatkan, juga Allah buat Kakak dan Abang mengerti adik jadi adiknya diajarin terus hal-hal yang baik. Aamiin ya rabbal 'alamiin...

Komunikasi untuk anak umur 2 tahun ini memang krusial sekali untuk dibangun ya.. Semoga Allah mudahkan prosesnya. Dan kita yang jadi orang tua memang mengkondisikan anak-anak balita ini bisa diajak bicara layaknya orang dewasa tentu dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti namun tetap dengan bahasa yang baik tanpa dikurang-kurangi jadi seperti bahasa bayi atau bicara hanya sepotong-sepotong. Capek sih memang rasanya yaa... anaknya kayak belum paham tapi kita sudah ngomong panjang lebar tapi kita gak tau momen kapan kata-kata yang ada di kepala anak kita yang mereka sudah sering dengar itu keluar dari mulutnya. Jadi sering-sering ajak anak kita komunikasi. Gapapa mereka cuma bengong-bengong atau keliatan kayak gak dengerin, tapi Allah sudah kasih kepintaran kepada bayi-bayi kita kok insyaAllah, kita nya aja yang mesti rajin dan menggali potensi-potensi mereka.

Yang keliatan juga dari Shofiyyah yang aku dan abang lihat agak beda dari kakak dan abang nya adalah dia lebih berani mengambil hati aku dan abang dengan tingkahnya. Kayak lebih minta peluk, suka tiba-tiba nyamperin terus nempel-nempel dibadan atau ajak bercanda. Kalau habis dikasih tau nih, misal gak boleh sesuatu terus dia sedang ada diposisi bagus mood nya, nanti abis itu dia ngangguk-ngangguk terus minta peluk. hehehe manis bangeet. Seinget kita Asiyah dan Abdullah dulu gak ada yang seintens Shofiyyah. Gelendotan iya, ajak bercanda iya, tapi Shofiyyah porsi nya agak lebih dari mereka berdua ihihi masyaAllah

semoga Asiyah, Abdullah dan Shofiyyah jadi anak-anak yang baik tutur kata dan tingkah laku nya yaah Naaak.... aamiin ya Rabbal 'alamiin


Friday, November 26, 2021

Anak Makan Sendiri

Sebenarnya kapan sih anak sudah bisa mulai makan sendiri tanpa kita suapi?
Banyak banget mungkin tentang teori parenting tentang hal ini ya. Karena ini blog nya aku yang tulis, berarti aku menulis sesuai pengalamanku dan juga hasil baca-baca plus meniru orang lain yang kupikir bisa dicoba dikeluargaku.

Asiyah
Asiyah alhamdulillah sudah makan sendiri saat umur dia 1 tahun lebih. Asiyah harus ke daycare dulu, karena aku sudah mulai masuk kuliah lagi, so she was at daycare from 8am-16pm. Sarapan, makan siang, tidur siang dan snack sore dia di daycare, qodarullah. Alhamdulillah Asiyah sempat di daycare dulu itu bikin kami banyak ambil ilmu dan pengalaman-pengalaman lain dalam mengurus anak. Karena di sana yang jadi pengasuhnya orang Jerman, jadi sedikit banyak dapat ilmu dari mereka masyaAllah alhamdulillah.
Karena dari pagi sampai sore dia di sekolah bareng teman-temannya yang lebih besar dari dia, Asiyah juga jadi banyak belajar kemandirian di sana. Salah satunya tentang makan sendiri. She copied her friends eating by themself with spoon, masyaAllah alhamdulillah. Namun sebelum ini, sebenarnya Asiyah sudah coba juga makan sendiri di rumah, tapi karena dulu kan jadi ibu baru, jadi it was quiet messy at the house, suamiku kurang setuju. As long as I remember, pokoknya ngikutin ritme aja, sambil di persuade biar dia bisa makan sendiri. Iya, pakai cara BLW-Baby Led weaning atau bisa juga disebut finger food ya. Jadi biar gak terlalu berantakan, saya buat menu yang kira-kira Asiyah bisa raih pakai tangannya dan gak terlalu berkuah atau banyak saus nya kayak bolognese gitu ya. 
alhamdulillah 'ala kuli hal itu semua berlalu dan membuahkan hasil sampai sekarang. She eats by herself, no picky, eats all the food which is served. Alhamdulillah

Abdullah
I remember teaching him to eat with spoon by himself when he was about 15 months old. Again, karena Asiyah sudah pandai makan sendiri, Abdullah juga ikutan. At first pasti semua messy dan berceceran. Tapi percayalah sebenarnya itu bisa di atur dan dibersihkan. Kalau aku, memang remah-remahan yang jatuh itu aku makan lagi. hahahaha catatannya lantai bersih ya. And the leftover food is still edible, jadi gak kebuang begitu saja~~ Dulu Abang juga gak setuju pas Asiyah makan sendiri itu karena ini sih... berantakan dan banyak kebuang. Namun insyaAllah bisa disiasati. Misal diberi alas lantainya atau kalau jaman sekarang ada bib yang silicone gitu jadi makanan yang jatuh masuk ke dalam situ. 

Shofiyyah
Ketika Shofiyyah starting solid food, aku coba metode finger food. Karena ini sebenernya gampang banget kan ya buatnya. Tinggal potong ubi dan sayur sesuai ukuran kira-kira anaknya bisa ambil jangan terlalu kecil karena mereka belum ada refleks mencapit ya jarinya, lalu makanan-makanan yang sudah dipotong tersebut dikukus aja. Selesai, gak mesti blender lagi. Namun aku sempat terlena ngasih Shofiyyah puree organik gitu. Jadi tinggal rebus aja lalu buburnya jadi. Tapi ini gak berlangsung lama kok. Biasanya tetap masak kukus-kukus aja. 
Aku buat makanan Shofiyyah itu menunya sesimpel mungkin. Gak harus beda banget sama menu makanan keluarga sih. Misal hari itu sayurnya lagi wortel, ya Shofiyyah makan wortel, cuma dikukus. Gitu aja.
Anak ketiga lebih santaaai lagi ibuuuk. hahaha. Pas Shofiyyah 1 tahun, menunya sudah ikutan sama menu makan keluarga aja. Alhamdulillah. Kecuali, pas kita lagi makan indomie ya, dia dapet menu lain tapi yang penampakannya mie juga. Jangan keliatan beda banget hahahah dia udah paham masyaAllah

Makan bersama satu keluarga
Ini adalah hal yang kebanyakan orang menganggap remeh, tapi efeknya besar sekali untuk anak-anak. Terlebih anak yang baru belajar makan ya. Anak-anak balita itu kan mereka belum banyak mikir yang rumit ya, tapi mereka melihat, mendengar terus meniru. Untuk hal makan ini, ketika satu keluarga makan bersama, efek yang paling berasa untuk anak yang baru belajar makan adalah meniru cara yang lain makan. Mereka melihat bagaimana ibu ambil nasi, bagaimana ayah menyuap sayur, bagaimana kakak makan pakai sendok, atau ketika abang gigit jagung. They see and learn many things at meal time. Keren kan? masyaAllah, Allah ciptain manusia segitu kompleksnya bahkan bayi yang baru bisa jalan aja bisa niru macam-macam.
Makan bersama itu membantu anak yang baru belajar makan, mengetahui apa yang harus dia perbuat dengan makanan yang ada di depan matanya. "Benda apa ini?", "apa bisa masuk ke dalam mulut?",  "lalu apa boleh aku telan?", "apa rasanya ya?", "Kok terasas lembek ya?", kira-kira mungkin gini yaa anak yang tiba-tiba dihadapkan oleh makanan. Yang tadinya taunya cuma air susu, kok sekarang aku harus pakai mulutku untuk mengunyah benda-benda yang ada di depan mataku ini?
Plus lagi, makan bersama itu menambah selera makan gak si?????

Seserius itu kan untuk bayi ya? Iyaaaaaaa, serius banget banget. hehehe
Jadi janganlah putus asa ketika anaknya menolak makan, menolak disuapin. Bisa jadi ini adalah sgnal bahwa anak kita mau mandiri. Aku mau coba makan sendiri ibu. Aku mau pakai benda itu sendiri, aku mau pakai tanganku sendiri untuk ambil benda yang disebut makanan ini. 

Dont give them choice
itu masih prinsipku dalam memberi anak-anakku makan. 
misal hari ini menunya adalah sayur bayam dan tempe orek. Misal ada salah satu anak gak mu makan bayam, terus aku tawarin dia, mau makan wortel aja? it's a no. They will think, 'oh i see, aku boleh gak makan ini, instead aku makan yang lain'. Mungkin bisa aja kita mikir, kan gak apa-apa yang penting sama-sama sayur dan sehat. Engga. Karena kalau sudah dikasih pilihan gini, mereka akan tau kalau di lain hari mereka bisa memilih makanan lain. Padahal kita orang tua insyaAllah kasih makanan yang insyaAllah sehat dan baik ya. Udah dipikirin deh pasti, makan sayur ini itu, buah ini itu.Tentang boleh memilih itu tricky lho. Kalau hari ini pilihannya misal sama-sama sehat, kalau besok-besok mereka malah minta yang lain? misal, Bu aku gak mau makan nasi, aku makan kue aja ya?
gimana tuh buibu? harus lemahkah kita? engga ya, harus meyakini diri kita gak boleh menyerah begitu saja. 

Terus gimana kalau mereka gak mau suatu makanan?
Misal nih dari kecil anaknya sudah terbiasa banget makan baik, yang rasanya gak neko-neko. Biasa makan sayur, buah bukan makan yang instan-instan atau jajan-jajan. Kemungkinan mereka menolak suatu makanan terus mereka gak mau terus itu secara logika, kayaknya kecil ya. Kecuali kita kasih mereka pilihan, yaudah kamu boleh gak makan nasi, makan roti coklat aja yang penting makan
Kok tega? Engga tega kok sebenarnya. Ini demi kebaikan mereka kan. Makan sehat adalah sesuatu yang baik kan? nah ini bisa dijadikan kebiasaan. Kalau anaknya gak mau?
Kalau kami, ketika anak itu sudah di usia yang bisa diajak bicara, komunikasi dua arah, yang artinya mereka udah paham, maka penolakan mereka gak mau suatu makanan itu kami tolak secara halus. 
"kenapa gak mau makan ini? ini sehat untuk badan kita". Anakku gak mempan dikasih tau ini. Ya ini berarti gimana kedua orang tua approach ke anaknya ya. Kita gak harus iming-imingi rasa sayur itu enak, well as we know gak semua sayur itu rasanya friendly ya kan? Tapi dengan pendekatan dari awalnya, "kita makan supaya sehat ya". Dan rasa yang natural dari makanan juga dibiasakan, jadi mereka juga tau kalau makanan itu rasanya bukan cuma manis aja. Bukan gula doang, bukan permen doang, bukan micin aja. Tetap susah? Tetap harus dicoba buibu, insyaAllah, Allah mudahkan. 
Jangan sampai kita adda di titik putus asa, anak gak mau makan kita kasih snack aja. Yang paling penting pointnya adalah mereka menghargai dan makan apapun yang ada di depan mereka. Hari ini cuma makan telor kecap, mereka makan dengan lahap selahap mereka makan ayam kecap.

Nah! Untuk anak yang belum bisa di ajak ngomong gimana?
Cara nya adalah gak makan wortel hari ini, kasih lagi di lain kesempatan! karena mereka bekum bisa di kasih tau apalagi di paksa ya kan? Jadi, lagi-lagi jangan putus asa atau jangan cepat-cepat ambil kesimpulan, "anakku gak suka kentaaang", "anakku gak suka ayaaam"
jangan ya please. Kalau bukan ibu nya yang berhati baja, siapa lagi kan yang bakal suruh makan anaknya?

Aturan selanjutnya adalah kalau makan itu duduk dan aktivitas nya makan aja. Bukan makan sambil nonton atau makan sambil main sepeda. it's a big no. hehehe mungkin ada yang gak sepemikiran ya. Ya gapapa. Karena kalau bagi keluarga kami, hal ini termasuk bentuk disiplin ya. Jadi, anak dari kecil juga paham, semua ada waktu-waktu nya. Ada waktunya belajar, makan, main dan hal-hal lainnya. 

apalagi ya? kayaknya semuanya sudah ya... tips tips tentang anak makan sendiri atau gimana kalau anak picky. Intinya ibu nya harus tegar, harus tega mendengar mereka tantrum minta coklat instead of makan nasi. 

semoga bisa diambil yang baik nya ya.... jangan merasa terintimidasi. Aku emang seperti gak merasa kalau anak-anakku picky, tapi kayaknya aku bisa memposisikan diriku kalau anakku picky. Kayaknya aku bisa stress ya dan mungkin bisa aja aku ambil cara cepet yaitu "yang penting dia makan deh".
Tapiiii mudah-mudahan yang lagi mengalami sulitnya suruh anak makan sendiri atau anaknya gak mau makan, Allah beri jalan keluar ya.. Allah tunjukkan ide ide brilian supaya anaknya makan lagi. Dengan begitu kalian para ibu tau celahnya untuk belajar ya...

Karena tulisanku ini memang berlaku untuk keluargaku yang mungkin can't be applied to your family so no worries. ambil poin yang bisa diambil aja. gak usah jadi pusing ya! hehehe


Shofiyyah Mandela

Our fourth born Shofiyyah Mandela. 
Yang sekarang sudah jalan 17 bulan, MasyaAllah alhamdulillah.
She is blessed with lovely caring and amazing sister and brother who will love her insyaAllah.
I am so grateful to have Asiyah as my first born who I can rely on to almost of the time. Very responsible and dependable masyaAllah. Sementara Abdullah dengan sifat kalem nya yang sayaaang banget sama Shofiyyah. Keliatan dia gemes banget pengen cuddle his little sister so many times. Lucu banget deh kalau bertigaan udah main bareng. MasyaAllah masyaAllah

Shofiyyah and her milestones.
Minimal ada 4 orang di rumah yang sorak sorai atau jadi bahan pembicaraan karena senang sekali kalau adik Shofiyyah sudah tambah kepintarannya. Bisa jalan selangkah, kakak atau abang komentar senang. Shofiyyah paham misal disuruh duduk, pasti juga dibahas, karena saking senengnya. masyaAllah

Memang yaaa anak paling kecil banyak yang sayang masyaAllah. Semoga Allah juga sayang Shofiyyah terus ya sayaang.... aamiin ya rabbal 'alamiin


Udah bisa apa?

Akselerasi
Yang paling berasa setelah anak ketiga itu, memang pengaruh dari kakak-kakaknya memang kelihatan sekali masyaAllah. Here I wont tell about the bads ya, karena kan buka aib orang lain berarti, in this case they're my own kids. Adik sangat cepat meniru dari kakak-kakaknya biidznillah. Sebenarnya masa-masa ini juga termasuk masas krusial ya. Walaupun kelihatannya perkembangannya cepat, tapi tetap harus diperhatikan insyaAllah.

Komunikasi
Shofiyyah bisa jalan itu di usia standart anak-anak bisa jalan alhamdulillah. Yang sedang aku perhatikan terus, gimana nanti dia bicara ya. Kakak dan Abang masyaAllah selalu ajak ngomong dan gak pakai bahasa bayi. Mudah-mudahan nanti Shofiyyah bisa ikut tiru yang baik yaa... aamiin
Shofiyyah is quite clever for her age I can say, biidznillah. She understands a lot of phrase. Again, maybe because memang di rumah sudah lebih banyak orang yang ngomong ya. Dulu pas anak pertama, yang sering ngomong cuma Ayah dan Ibunya. And now she is lucky to have big sister and brother who will support her a lot to converse i think.... hahahahaha

Kemandirian
Untuk hal yang ini, mungkin we often think 'what really 1,5 year old kid can do?' ya kan? But it turns out, anak-anak itu memang pintar banget kok insyaAllah. Kalau dibiasakan melakukan sesuatu, insyaAllah bisa. Tapi ya sesuai kadar umur ya... jangan anak 1,5 tahun disuruh nyapu sampai bersih ya bun..... hahahaha
Shofiyyah is eating by herself already alhamdulillah. How? by letting her do it by herself when she wants to do it. Kadang kita para orang tua gak mau ribet dan kotor, jadi yang cepet aja deh ya Bun kita suapin padahal anaknya ada kenginan makan sendiri. Keliatan biasanya dari tingkah lakunya. Contohnya misal dia mau pegang sendoknya sendiri, berusaha ambil dari kita. 
Mulai dari kapan sih emang bisa dibiarkan makan sendiri? Some people are letting their kids eating by themself when their baby start eating solid food. Kapankah itu? Ketika umur bayi 6 bulan. 
Yep, Baby Led Weaning metode yang sangat mahsyur itu ya, alias kasih anak finger food aja start 6 bulan. Kami gak saklek BLW kok, we also started with puree. Actually that's baby's parent call. Yang mana menurut orang tua nyaman melakukan dan feeling safe setelah mungkin konsultasi ke dokter anak when it is needed. Kami konsultasi gak? Pas Shofiyyah gak konsultasi karena I think her eating behaviour is still on track. insyaAllah. Bahas soal kemandirian saat makan ini emang kayaknya mesti ada post sendiri sih hehehe


Baiklah sekian update tentang kleine Shofiyyah semoga ada manfaat yang diambil dari tulisan ini yaa.. 
insyaAllah sambung lagi dengan tulisan-tulisan lainnya. Semoga Allah berkahi waktu kita yaa-
aamiin ya rabbal 'alamiin




Saturday, August 21, 2021

Selow Day

Sebelum lupa nanti mau nulis tentang cerita hari ini, makanya ini sempetin nulis sebelum harinya berganti. 

Hari ini hari Sabtu. Entah kenapa rasanya kok aku kayak kepingin menjalani hari ini lebih santai. Lebih selooow..... Alasannya mungkin karena anak-anak gak ada jadwal sekolah online, jadinya gak ada mesti buru-buru yang menyesuaikan jam gitu.

Kalau hari Senin sampai Jumat tuh biasanya kegiatan di rumah semacam sudah ada settingannya ya jam berapa mesti ngapain. Kalau libur biasanya faktor variable nya jadi lebih banyak. Hehehe

Kegiatan sehari-hari terjadwal banget gak sih? Detail banget sih engga. Cuma kalau untuk aku sendiri dan akhirnya juga berlaku untuk anak-anak, karena jadwal ku erat hubungannya sama jadwal mereka, pun sebaliknya. Jadi, on daily basis aku punya range waktu dari jam berapa sampai jam berapa mesti ngapain dan sudah selesai apa. Biasanya yang lumayan aku agak ngoyo dan ngotot mesti selesai adalah masak dan belajar anak mesti tuntas sebelum jam 12 siang. Selama range ini juga ada kayak beberes dan main ya. Anak-anak juga ikut beberes dan ikut bantu-bantu aku.

Jadi untuk hari yang selow ini. Aku gak masak yang nyicil dari jam 9an gitu. Dari pagi sebenernya kayak ada aja sih yang dikerjakan alhamdulillah. Terus sampailah pas aku liat jam tiba-tiba udah jam setengah 11 siang dan aku belum nyicil masak apapun. Baru nyuci baju aja dan itu baru satu kali bilas kalau gak salah.

Pas banget Shofiyyah sampai jam setengah 11 itu belum bobo pagi. Akhirnya, aku mesti tidurin dia dulu. Panik karena belum ngapa-ngapaiiin. Tapi alhamdulillahnya, udah beberes sedikit-sedikit. Asiyah dan Abdullah juga sudah kerjakan worksheet dan rapihkan kamar mereka.

Singkat cerita baru mulai masak jam 11 lewat hampir ke setengah 12. Aku massak sambil bilas baju lagi. Baju udah sampai dikeringkan, aku masak nasi. Giliran, karena kabel sambungannya stop kontaknya cuma satu di dapur. Asiyah dan Abdullah pas aku lagi kelonin Shofiyyah tidur, menggambar. Gak berapa lama aku di dapur, mereka selesai terus tiba-tiba nyiapin alat dan bahan buat bikin roti. Sebelumnya aku yang request, buat snack sore kataku. "Asiyah nanti Asiyah buat roti ya, untuk snack sore". "oke siap"

Akhirnya kita baru makan jam 1an. Selesai masaknya sebelum itu sih. Cuma tadi harus jemur baju dulu, baru makan. 

Shofiyyah tidurnya anteng ga? Engga, dia kebangun dua kali. Terus setiap kebangun langsung dikelon lagi sama Aba. Akhirnya pules lagi. Bangun lagi pas sebelum mau makan alhamdulillah. Jadi bisa makan bareng sama dia. 

Dan aku selesai makan rasanya ngantuuuuk banget hahahahhaa pengen banget istirahat.

kebetulan lagi, Asiyah Abdullah udah gak bisa tidur siang kayaknya. Udah kelewat jam nya banget. Biasanya mereka tidur jam 1 siang. Tidur siang masih harus banget buat mereka, aku sengajain. Karena Shofiyyah udah gak bisa tidur siang lagi. Akhirnya karena aku ngantuk banget rasanya pengen banget 5 meniiit aja merem, Shofiyyah kutitip sama Kakak dan Abangnya. Alhamdulillah aku bisa pules sebentar.

Hari ini gak sesuai jadwal, i was lowering my expectation. Ternyata not bad, walaupun semuanya kok kayak jadi telat. Tapi karena aku gak in a rush, jaddi lebih tenang dan gak serungsing biasanya. Hehehe

Mungkin menurunkan ekspektasi itu lumayan bisa membantu kita supaya tetap tenang ya. Tapi jangan disalah artikan juga jadi seenaknya aja gak ada target. 

Alhamdulillah walau makan telat, disela-sela masak dan anak-anak yang adon roti, Allah mudahkan untuk sholat tepat waktu. Alhamdulillah

Terimakasih untuk hari ini Asiyah, Abdullah, Shofiyyah dan Aba. Terimakasih sudah bantu banyaaaaaak sekali. Alhamdulillah

Thursday, August 19, 2021

Belajar Mandiri

Rumah adalah tempat pertama untuk belajar bagi anak. Setuju gak sih? Sejauh apa?
Sejauh keluarga yang menempati rumah tersebut mengartikan kalimat tersebut. Ya kan?

Bagi kita yang beruntung lahir dan dibesarkan oleh ayah ibu, maka rumah memang menjadi tempat pertama kita melihat banyak hal dan belajar. 

Belajar menyusu, lalu makan, merangkak, berjalan dan akhirnya berlari. Untuk yang sudah berumah tangga dan Allah karuniai anak, insyaAllah bisa relate sama hal ini ya. Gimana setiap hari dan detiknya berharga banget melihat perkembangan anak-anak kita.

Nah semakin anak kita tumbuh besar, maka dia akan belajar lebih banyak lagi. Belajar berkomunikasi dan bertingkah laku. 

Yang mau aku ceritain di sini adalah mengajarkan kemandirian kepada anak-anak kita tentu saja dengan tetap melibatkan Allah disetiap hal yang mereka kerjakan.

Kebetulan anak pertamaku, Asiyah umurnya 7 tahun, adiknya Abdullah 4,5 tahun dan Shofiyyah 1 tahun. 
Ketika Shofiyyah lahir, gak bisa dipungkiri banget, aku mulai belajar bagi waktu lagi untuk mengerjakan hal-hal di rumah baik itu tugas rumah tangga ataupun yang lain. Belum lagi waktu-waktu kayaknya habis untuk menyusui Shofiyyah dan mengurus hal-hal dia yang lain. Kalau masak sering kali harus sambil gendong Shofiyyah di depan atau di belakang (pas umur Shofiyyah sudah agak besar ya, mulai 6-7 bulan). Lalu mungkin pertanyaan selajutnya, ada yang bantuin gak di rumah? Alhamdulillah untuk panggil tenaga yang bantu-bantu di rumah, kami belum perlu. Jadi semua alhamdulillah masih dikerjakan bareng-bareng di rumah. 

Siapa yang paling sering bantu aku di rumah? Jawabannya adalah Asiyah dan Abdullah alhamdulillah masyaAllah. Abang punya tugas nya sendiri insyaAllah tapi aku gak mau jabarin di sini karena emang mau ceritain anak-anak yang bantuin aku. hehehe


Gimana awalnya?

Asiyah dari mulai 4 tahun aku udah biasain bantuin aku di dapur, kupas-kupas bawang. Jadi alhamdulillah anaknya gak gampang jijik sama sesuatu. Untuk makan sendiri dari ketiganya rata-rata emang mulai 1 tahun udah makan sendiri, aku gak payah suapin. Jadi waktunya makan alhamdulillah Allah kasih kami waktu bisa makan sama-sama. Makan bersama ini termasuk quality time kami di rumah alhamdulillah. Waktu makan ini juga yang gak bisa di ganggu gugat, maksudnya kalau anggota rumah semua lagi ada, maka kalau udah jam nya makan, gak ada yang gak ikut, semua harus duduk, makan bareng-bareng. Hal ini juga salah satu yang bisa mentrigger anak-anak bayi bisa ikutan makan sendiri, karena mereka melihat contoh jelas di depan mata mereka.

Terus apalagi? Lipat baju. Lipat baju tuh sadar-gak sadar adalah pekerjaan yang lumayan memakan waktu dan kadang sering kita ntar-ntar, apalagi misal space di rumah kita banyak ya. Bisa numpuuuk ini masyaAllah. Asiyah sering bantu aku untuk hal ini. Abdullah masih on progress insyaAllah. 
Allah kasih aku banyak kemudahan lewat Asiyah yang cepet banget mandiri dan tangan dia juga cekatan menurutku masyaAllah. 

Ada kalanya gak mereka gak mood bantuin? ada donk.. maka kalau lagi begini aku biasanya lowering expectation dan mengalihkan energi mereka ke hal lain, tergantung situasi. Kadang aku pending, gak papa tergeletak sebentar di karpet, aku kerjain kalau udah tenang. 

Waktu-waktu mereka bisa main dengan tenang bertiga, bisa jagain adeknya, itu berharga banget buatku. Aku bisa manfaatin buat masak, nyuci baju, jemur baju, dan kerjain hal-hal lain. Dan iya, hari-hariku yang tampaknya monoton kerjaannya itu-itu aja gak selalu smooth. Mestinya kayaknya udah expert ya karena dikerjain tiap hari. Tapi engga. Sering banget pagi-pagi punya pertanyaan ke diri sendiri, hari ini bakalan kayak gimana ya? Sering juga ngerjain hal yang satu, sambil kerjain yang lain alhamdulillah. Ribet? iyaaaa kalau dipikir-pikir iya. Tapi masyaAllah kalau sudah terlewati itu.... baru deh bener-bener berasa... kalau Allah gak bantu, gak terlewati deh....

Asiyah ada jadwal sekolah online setiap hari. Ada yang cuma 15 menit aja, ada yang beberapa jam mata pelajaran. Abdullah juga ada seminggu 3 kali online, per pertemuan 15 menit. Setiap sebelum online ada tasks dan worksheets yang harus dikerjakan jadi nanti pas online tinggal ceritain apa aja yang sudah dikerjakan, sudah belajar apa. Jadi sekarang jadwal ku ngerjain housework ngikutin jadwal mereka online dan jadwal Shofiyyah tenang, ntah dia tidur atau tenang bisa main sama Abang atau Kakak nya misal mereka lagi gak ada jam online. Lancar setiapp hari? enggaaaa biidznillah. Aku cuma lagi belajar buat tenang dan gak tersulut emosi aja setiap hari nya. Belajar buat bisa lebih sabar setiap hari dan bisa menyelesaikan semua nya dengan kepala dingin. 

Setiap habis makan, Asiyah Abdullah wajib bawa piring kotornya ke dapur. Terus bantu aku dan Abang taruh sisa lauk dan nasi. "Ummi ini taruh dimana? Di kulkas?"

Cuci piring udah bisa belum? Asiyah sudah beberapa kali cuci piring. She has strong will and happy with these task actually. Cuma aku yang belum bisa melepasnya sendiri. Karena piring-piring itu kok masih kelihatan besar ya ditangannya? 

Asiyah Abdullah sering banget bantuin aku beresin kamarnya sendiri. Mereka ngerjain walaupun setiap hari harus aku ingetin berkali-kali. Mereka langsung kerjain ga? engga selalu. Gapapa pelan-pelan. Kadang kesel keliatan dari ekspresi nya. Bukan kesel sih, tapi lebih ke.. "yaAllaaah ini banyak bangeeet yang harus dirapiiiiiin" jadi belum-belum sudah capek duluan.

Jadi.... Asiyah Abdullah sering banget aku dan Abang minta bantuannya. Sering kami suruh untuk melakukan sesuatu. Walaupun gak langsung dikerjakan, gapapa. Untuk kami ini penting banget untuk mengasah kepedulian mereka. Perasasan kalau rumah itu harus dibersihkan bareng-bareng, harus tanggung jawab kalau sudah buat berantakan dan bentuk tolong menolong di rumah.
Tega banget? insyaAllah mudah-mudahan engga ya.... untuk tugas-tugas tertentu emang kayak nya seemed hard untuk mereka tapi ada juga tugas-tugas yang mereka seneng banget kalau dikasih tanggung jawab tugas itu. Gapapa.. ini prosesnya insyaAllah. pahiiit emang kalau mulai sesuatu pasti susah. Aku sering bilang ini sama mereka. "kalau gak dicoba pasti susah. Kalau gak mau coba pasti susah, harus mau coba", "kalau udah ngerasas susah duluan, beneran akan terasa susah". Sebenernya ini berlaku juga buatku hahahahaha 

Jadi sepengalamanku yang masih sedikit ini dalam mendidik anak, insyaAllah gak apa-apa untuk meminta mereka melakukan tugas-tugas di rumah selama masih pada batas wajar ya. Minta tolong sewajarnya, sesuai umur mereka. Juga jangan jadi keasyikan nyuruh kita sampai lupa batasan ya. hehehe engga ya insyaAllah. Batasannya mungkin bisa diperkirakan, bahaya gak, susah gak untuk tangan mungil mereka? ga mungkin kan kita suruh mereka angkat beras 5 kilo? atau manjat-manjat? Sewajarnya pokoknya. 


Semoga tulisan ini kalau kelak dibaca lagi oleh Asiyah Abdullah mereka gak merasa menyesal yaa udah diajarkan hal-hal yang udah kusebutkan di atas. Pun mereka gak inget persis detailnya tapi mereka bisa ambil pelajaran yang baik karena sudah jadi kebiasaan yang baik juga untuk mereka.

Semoga Allah mudahkan kita semua mendidik anak-anak kita sesuai yang Allah ridhoi yaa.. aamiin




Monday, July 12, 2021

Kata itu adalah...

“Kata itu adalah milikmu, selama dia belum diungkapkan.” -Syeikh Utsaimin Kitabul 'ilmi-

Tau kalimat tersebut dari blognya Mba Athirah Mustadjab a long time ago. Dalam banget maknanya untukku sampai sekarang masyaAllah

Kebayang kan yaa ibu-ibu tuh kalau di rumah misal lisan gak direm kayak apa jadinya? And i am still struggling with this one. Supaya gak ngomong panjang lebar yang kebanyakan non sense ke anak-anak. 

Sekeren-kerennya ilmu parenting, semuanya balik lagi ke kita nya sendiri ya kan? Seberapa bisa untuk mengendalikan diri, supaya gak marah seenaknya sama penduduk rumah. laa hawla wa laa quwwata illa billah

Suka ngalamin ga, kita buka mata dari pagi kok kayaknya kerjaan gak selesai-selesai? kadang rasanya tuh pengen stop sejenak malah kadang karena situasi sering banget jadi teriak-teriak atau jawab anak-anak sekenanya?

Dibalik semua ilmu parenting atau ilmu apapun yang pernah kita dapat, minta pertolongan Allah tuh beneran perkara yang pertama dan utama deh. 

ada tulisan dari blognya Mba Athirah lagi..

“Jangan mengeluh dengan pekerjaan rumah. Kerjakan, selesaikan. Bersyukurlah kalau masih ada yang bisa dikerjakan.”

ini bener-banget. Titik. Bersyukur banget masih bisa ngerjain banyak hal di rumah. Dari hal-hal yang sepele ya... Walau itu cuma jawab pertanyaan anak-anak atau sekedar melihat karya yang mereka buat. Atau tumpukan cucian piring yang tak kunjung berhenti hahahah lebai tapi kok kayaknya ada aja ya itu di tempat cucian piring. atau sekedar ngelonin anak bobo....

Pernah mikir kayak gini deh...

"aku tuh ibu, di rumah aja. Pahalaku tuh dari mana kalau bukan dari nyuci piring, nemenin anak belajar dan bobo, masakin makanan yang sehat, mungutin mainan, nyapu dan ngepel?"  aku bukan bilang kalau perempuan itu kerjaannya cuma tok di rumah yang keliatannya sepele gini ya.. bukan. Bukan juga karena kita di rumah terus kita gak berkarya apa-apa. Bukan. Tapi hal-hal yang -kelihatannya- sepele yang kita lakukan sebagai istri dan ibu di rumah itu adalah hal-hal yang patut disyukuri dan tetap diusahakan untuk dikerjakan sebaik mungkin. 

Malah terkadang pekerjaan di rumah itu terasa lebih berat. Makanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam suruh Fathimah radhiallahu anhda dzikir tasbih 33x, tahmid 33x dan takbir 33x sebelum tidur bila keadaan terasa berat.

Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ketika menceritakan kisah Fathimah binti Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Suatu hari, Fathimah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamuntuk meminta diberi pembantu (budak). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada anaknya, Fathimah,

أَلاَ أَدُلُّكُمَا عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ؟ إِذَا أَوَيْتُمَا إِلَى فِرَاشِكُمَا، أَوْ أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا، فَكَبِّرَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَسَبِّحَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَاحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، فَهَذَا خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ

“Maukah kalian berdua aku tunjukkan kepada sesuatu yang lebih baik dari seorang pembantu? Jika kalian hendak tidur, ucapkanlah takbir 33 kali, tasbih 33 kali, dan tahmid 33 kali. Hal itu lebih baik dari seorang pembantu.”

‘Ali berkata,

فَمَا تَرَكْتُهَا بَعْدُ

“Aku tidak pernah meninggalkan amal itu setelahnya (setelah ‘Ali mendengarnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).”

Ditanyakan kepada ‘Ali bin Abi Thalib,

وَلاَ لَيْلَةَ صِفِّينَ؟

“Tidak pula ketika malam perang Shiffin?”

Yaitu peperangan yang masyhur, yang terkadang melalaikan seseorang dari berdzikir kepada Allah Ta’ala.

‘Ali menjawab,

وَلاَ لَيْلَةَ صِفِّينَ

“Tidak pula (aku tinggalkan) ketika perang Shiffin.” (HR. Bukhari, no. 6318 dan Muslim, no. 2727)



Sumber https://rumaysho.com/18943-baca-tasbih-tahmid-takbir-sebelum-tidur.html

Jadi.. semangat ya kita untuk 'hep' membuat kata-kata yang gak baik disimpan untuk kita aja, dalam pikiran kita jangan diluapkan.  Dengan harapan kata-kata keluhan atau yang gak baik itu akan berubah menjadi perasaan yang baik karena bantuan Allah, karena sayang nya Allah lihat usaha kita untuk menahan tidak meluapkan keluhan. aaamiin ya rabbal 'alamiin

setelah kita menahan lisan kita ya... ada kalimat lagi di blog Mba Athirah di post yang sama..

“Sesungguhnya kuadukan segala duka dan sedihku hanya kepada Allah.” - Kata nabi Ya'qub


KOMUNIKASI

Kata dan keluhan ini erat juga kaitannya dengan komunikasi kita dengan orang lain. Terkhusus untuk orang-orang di rumah ya. Karena aktivitass kita sekarang lagi #dirumahaja, komunikasi adalah kunci ya. Semoga Allah mudahkan untuk mengaplikasikan ini ya.. karena emang gak gampang banget deh. Apalagi kita nih para ibu-ibu, mau ngomong soal A, tapi yang keluar sampai H. Lebih banget kadang dan keluar jalur. Sepanjang itu kalimat kita, kadang mungkin anak juga malah gak ngerti. Karena keluhan yang keluar itu kan kadang bersamaan sama luapan emosi yang gak enak ya... lain hal nya emang lagi ngobrol-ngobrol sambil memberi nasihat.  Beda deh feelnya. YaAllah harus banyak belajar banget. Bismillah... Bismillaah...


Bogor - 12 Juli 2021

Maryam Rahimahullah

"Bismillah...

Maryam is our third born. She was born normally when I reached my 27 weeks of pregnancy. She was forcely to be born when we know that she has no more heartbeat when she still on my belly. I was shock and cried along the way we went home.

and then my husband told me :
"do we have to feel sad?" emang harus ya sedih? kok abang malah inget cerita yang kalau anak meninggal kita harus baca alhamdulillah. Dan saya pun nyengir walau dalam hati tetap getir. Memang kalau dipikir-pikir lagi... memang sepertinya keadaan ini adalah yang terbaik untuk kami berempat.

Untuk saya sendiri, saya sadar harus membenahi lagi hubungan baik dengan anak-anakku Asiyah dan Abdullah. Bukan berarti kemarin-kemarin gak baik juga sih... tapi kebayang kan, dengan mereka yang lagi aktif-aktif nya, terus saya hamil. Keadaan emosi yang naik turun belum lagi dengan kondisi fisik yang secara gak disadari juga mulai kepayahan.. gak jarang mereka cuma asyik main berdua karena saya istirahat sebentar atau ngerjain pekerjaan rumah yang mesti banget dicicil jadi kesannya gak punya banyak waktuuu untuk mereka berdua. 

Dan dari sisi lainnya yang gak bisa saya ceritain disini, masyaAllah banget kalau memang Allah menakdirkan Maryam lahir dengan sehat selamat, berarti akan Allah cukupkan semuanya. Cukupkan rezeki waktu, rezeki umur, materi dan lain-lainnya.

Qodarulloh wa maasyaa a fa'al Maryam lahir sebelum waktunya karena Hydrops Fetal yang ia miliki ketika masih di dalam kandunganku. Banyak cairan di tubuhnya, menyebabkan organ-organ dalam badannya pun tidak berkembang dengan sempurna. Penyebab hydrops fetal ini sendiri pun banyak, bisa karena virus, genetic dan metabolic disorders. bisa di googling deh kalau ini. dan sebenernya untuk kasusnya Maryam, gak ketahuan sih kenapanya..... dan kata dokter Hydrops fetal ini bukan karena asupan ibu yang kurang. Because i was questioning my self apa saya makannya gak bener, tp kayaknya makan normal plus udah minum vitamin segala..."

Tulisan ini terhenti di kalimat terakhir paragraf di atas sampai akhirnya tanggal 12 Juli 2021 ini saya edit kembali. heheh

MasyaAllah Maryam. semoga kita bisa ketemu lagi ya naak nanti. kumpul sama kakak, abang dan adik juga Aba dan Ummi. 

Semua hal yang terasa berat ketika awal menjalani. Namun setelah terlewati akan terasa "teranyata bisa terlewati ya..." biidznillah. 

Dulu pas USG dan dijelaskan dokter kalau Maryam sudah gak ada detaknya lagi, rasanya sedih banget kan ya. Tapi pas hari H lahiran masyaAllah, Allah kuatkan. Proses melahirkan kedua gak sama suami. Bedanya pas Maryam buanyakkk banget suster dan bidannya gak tau kenapa. Mungkin mereka kasihan kali ya ini ibu hamil gak ada suami yang dampingin. Padahal Abang 30-40 menit sebelum lahiran masih di RS nungguin. Tapi karena udah mau makan siang, saya minta Abang pulang untuk beliin Bunda sama anak-anak makan. Kok disuruh pulang? soalnya mules nya belum signifikan banget waktu itu. Iya, Maryam dilahirkan normally gak dioperasi alhamdulillah. Saya diinduksi pakai balon kateter. Jadi jalan lahirnya di stimulasih untuk membuka perlahan. alhamdulillah banget Maryam lahirnya mudah, presentasi kaki, masih mungkin ya karena hanya 500 gram beratnya. 

Kali kedua melahirkan tanpa Abang. Dulu pas Abdullah lahir juga gak sama Abang. Abang jagain Asiyah. Kami sampai rumah sakit, perut tuh udah muleeeess banget. Rasanya mau terbang aja. Sendirian ke lantai satu Rumah Sakit karena Abang harus parkir mobil yang kami sewa. ahahahahah masyaaAllaah. Semuaa pertolongan Allah aja deh. Sampai di lantai 1, di stasiun melahirkannya, pas laporan "duh saya udah gak kuat lagi nih.." dengan bahasa jermankuuu yang dibumbui kepanikan dan nahan rasa sakit yang teramat sangat hihi. Bidan yang ketemuin saya waktu itu bilang "okei kita tetap harus CTG dulu ya..." huhahahaha 

Akhirnya di CTG di ruang bersalin. Dan pas lihat hasil CTG nya dan periksa pembukaan berapa, langsung deh bidannya bilang "okei, kalau sudah mules boleh push yaaa". WAIT! Langsung kepikiran dokter yang jaga apa masih dokter yang semalem? karena dokter yang semalam itu laki-laki... tapi tetap bilang ke bidan "tapi saya mau dokter perempuan ya". Alhamdulillah bidannya kooperatif banget dan gak bete gitu kita minta dokter perempuan. Akhirnya yaAllah alhamdulillah, dateng deh dokter cantik yang sebelumnya saya pernah ketemu di rumah sakit ini karena cek kandungan juga. Sueneng banget! 

Melahirkan Abdullah yang hanya ditemani satu bidan dan satu dokter. Bertigaan aja kami masyaAllaah. Proses melahirkannya 30 menit. Kayaknya ini termasuk lama ya? soalnya seperti Asiyah dulu, udah abis energinya di push pas kontraksi. hahaaha. Tapi seseneng itu dapat dokter dan bidan yang baik. Pas udahannya dokternya "Sie sind wie ein Profi"- "anda udah profesional banget" masyaAllah dan beliau ngeh pernah ketemu saya sebelumnya donk... seneng ya? banget! kata bidannya pas terakhir "gak nyangka loh, anda masih bisa jalan ke stasiun ini. Lain kali bisa deh melahirkan di rumah".. nyengir ajaaa yaaa yaAllaaah alhamdulillah!´alhamdulillaah!!! semua Allah yang tolong....

Pas telfon abang "gimana? masih di CTG?", "engga bang... abdulllah nya udah lahir"
masyaAllah

kan.... jadi cerita lahiran Abdullah. Memories banget deh emang yaa melahirkan tuh. masyaAllah

intinya. Allah selalu bantuin kita selama kita mau dibantu sama Allah. Semua sakit, lelah, rasa payah... bisa gak berasa kalau Allah yang bantuin. Cuma Allah yang bisa bantu, entah bagaimana caranya kemudahan itu datang. Cuma Allah yang tau rahasianya apa. Cuma Allah aja...

Bogor
12 Juli 2021