Tuesday, June 25, 2013

the power of Assalaamu'alaykum

To be honest, I never use the word of "Assalaamu'alaykum" in my daily life or keep smiling to the others sisters by heart. I just want to do that, that's it. I know that our Prophet Rasulullaah sholallaahu 'alayhi wa sallam always teach us about these both good deeds. But how far should I do that?
Until.. Alhamdulillah Allah showed me the way.

On the authority of Abu Hurairah (radi allahu anhu) who said : The Messenger of Allah (Shollallahu alayhi wa sallam) said :
Do not envy one another, and do not inflate prices for one another, and do not hate one another, and do not turn away from one another, and do not undercut one another in trade, but [rather] be Slaves of Allah and Brothers [amongst yourselves]. A Muslim is the brother of a Muslim : he does not oppress him, nor does he fail him, nor does he lie to him, nor does he hold him in contempt. Taqwaa (Piety) is right here [and he pointed to his chest three times]. It is evil enough for a man to hold his brother Muslim in contempt. The whole of a Muslim is inviolable for another Muslim : his blood, his property, and his honour.


"A Muslim is the brother of a Muslim". Setiap muslim itu bersaudara. Simply way,  all people around the world, ALL of them is our brother and sisters once they said Syahadat already, that they believe Allaah is the only one God and Rasulullaah Muhammad is His messenger.

Ketika SMP, sesemangat apapun guru saya menjelaskan ayat Quran tentang muslim bersaudara, selantang apapun kalimat ini diucap, saya tidak pernah tau parameternya, sampai sejauh manakah muslim itu bersaudara. Saya hanya tau membantu sesama, itu pun sebatas sesama teman atau tetangga. Way better than not at all right, hehe.

Tapi... sepanjang hidup saya di tanah air, kalau bisa dibilang sangat sedikit budaya mengucapkan salam terhadap sesama muslim. Padahal dalam salam itu terdapat doa. "Semoga keselamatan atasmu". Saya sendiri, hanya menggunakan salam ketika keluar rumah atau masuk rumah, ketika cium tangan ibu ayah atau... masuk area pekuburan. "grin.

Sampai pada suatu hari di Berlin, di kota yang mayoritas bukan muslim, kota yang sempat membuat saya takut apakah saya bisa terus berjalan dengan atribut pakaian lengan panjang, celana panjang, dan kain di kepala sebagai penutup agar rambut saya tidak dilihat orang.
As I walked along the street on the area of one university in Berlin, a sister with a proper muslimah dress threw me a smile and she said "Assalaamu'alaykum". I do not even know her, but she smiled brightly and said those power word "Assalaamu'alaykum". Saya gak pernah ditegur oleh stranger people semacam ini, di tengah jalan, di tengah saya yang masih sangsi apakah dengan jilbab saya bisa berjalan dengan penuh percaya diri. Hati saya saat itu merekah bukan main. Pengalaman pertama yang membuat keyakinan ini membuncah, pertama karena dengan jilbab saya dikenali, kedua dengan jilbab saya di beri doa, ketiga tradisi saling bertukar salam ini bukan sesuatu yang biasa tapi luar biasa. Bayangkan, orang-orang dari berbeda suku, negara, bahasa, tapi ketika mereka muslim, mereka kenal satu doa yang sudah selayaknya dilayangkan untuk saudara sesama muslim.

Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:

“Kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum kamu beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum kamu saling mencintai. Maukah kamu sekalian aku tunjukkan sesuatu yang apabila kamu mengerjakannya maka kamu sekalian akan saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu sekalian.” (HR Muslim)

Banyak kejadian serupa tentang salam. Instead of saying "Hallo" it's is better to say "Assalaamu'alaykum" to your brother and sister, so that you will love each other.

Dan hari ini.
Ketika saya hendak naik U-bahn (kereta bawah tanah), saya dari luar melihat ada dua orang wanita, sepertinya yang satu berusia lanjut, yang satu paruh baya. Pandangan saya langsung jatuh kepada mereka karena mereka memakain pakaian proper itu, kepalanya tertutup dan lengannya panjang, dan hmm penutup kepalanya itu menjuntai panjang dan lebar ketubuhnya. I am still really impressed for the sisters that already covering their body with proper muslimah dress. Yang mana kain itu longgar tidak membentuk tubuhnya. Alhasil saya senyum kepada wanita paruh baya. Senyum saya terbalaskan. Saya mau ucap salam tapi jauh. Jadilah saya diam. Satu stasiun setelah saya naik, mereka keluar. Saya yang duduk di pinggir pintu U-bahn sedang menunduk dan ketika itu juga wanita paruh baya tersebut ucapkan salam. Hati saya bergemuruh. Senang. Dan wanita yang berusia lanjut memegang kepala saya seolah-olah saya cucunya. Tapi beneran, walau sepertinya saya ke-ge er-an, but Ican really feel the warm and pure kindness heart there.

Alhamdulillaaahirobbil 'aalamiiin...

maybe I am the last person who experinced this touchy situation. Alhamdulillaah
Seenggaknya saya jadi sadar. Tangan rahasia Allaah itu tidak pernah berhenti bekerja dan sunnah Rasul itu the way of life.

This post is a way long text. Gak apa ya? Hati saya sedang senang

Hari ini belum selesai.
Namun bersyukur itu penting, sepenting kamu bernafas

No comments:

Post a Comment