Monday, November 16, 2015

Paris Attack

Sebenarnya ini adalah yang kesekian kalinya ada isu terror dari terroris. Saya emang ga ikutin berita harian di sosial media.. tapi karena masih on di instagram, di home heboh banget soal Paris Attack beberapa hari lalu. Banyak yang tertembak.. mati. Dan sebagai tersangka atas aksi tersebut atau yang memang mereka sendiri mengakuinya, ISIS. Satu gerakan yang membawa Islam di dalam aksi mereka.

I just want to say.. whatever those kind of gerakan is or are.. agama kami tidak mengajarkan menakut-nakuti seseorang atau sekelompok orang bahkan negara. Jangankan nakut-nakutin dengan teror, demontrasi melawan pemerintah saja Rosululloh tidak pernah ajarkan. Kami di suruh menaati pemerintah selama itu masih dalam perkara ma'ruf (kebaikan), perkara yang munkar (tidak baik) contohnya : tinggalkan solat.

Karena masih tinggal di negara yang mayoritasnya non muslim, rasanya malu kalau ada aksi-aksi kayak begini. Berita di media juga gak selamanya benar, gak tau kebenaran ISIS itu di kontrol oleh sekelompok orang kah? jadi mengkambing hitamkan Islam? Saya juga awam jadi cuma pengen bilang aja gitu, yang dilakukan terorist adalah bukan akhlaq (perbuatan) yang seharusnya dicerminkan oleh seorang muslim (orang islam). Bila itu mengatas namakan islam... jangan skeptis atau beranggapan terhadap islam itu sendiri, tapi silahkan menilai perilaku orang yang melakukan.

Islam Melarang Tindakan Teror

Bukti dalil yang menyatakan bahwa Islam tidak setuju dengan tindakan teror (al irhab) adalah firman Allah Ta’ala,
مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya” (QS. Al Maidah: 32).
Meneror atau menakut-nakuti orang lain itu termasuk berbuat dosa. Pernah di antara sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama beliau, lalu ada seseorang di antara mereka yang tertidur dan sebagian mereka menuju tali yang dimiliki orang tersebut dan mengambilnya. Lalu orang yang punya tali tersebut khawatir (takut). Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu Daud no. 5004 dan Ahmad 5: 362. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Berarti Islam tidak setuju akan tindak teror atau menakut-nakuti orang lain.

Islam Melarang Tindakan Radikal

Islam juga melarang tindakan radikal atau kekerasan. Buktinya adalah terhadap binatang saja kita dilarang untuk menyiksa.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ ، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ ، لاَ هِىَ أَطْعَمَتْهَا وَلاَ سَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا ، وَلاَ هِىَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ
Ada seorang perempuan disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya hingga mati karena tindakannya tersebut ia masuk neraka. Wanita itu tidak memberi kucing tersebut makan, tidak pula minum ketika ia mengurungnya. Juga kucing tersebut tidak dibolehkan untuk memakan serangga-serangga di tanah” (HR. Bukhari no. 3482 dan Muslim no. 2242). Kenapa wanita ini disiksa di neraka? Karena tindakan ia menyiksa binatang. Coba bayangkan bagaimana jika yang disiksa adalah manusia?
Sa’id bin Jubair menceritakan,
مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِفِتْيَانٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَدْ نَصَبُوا طَيْرًا وَهُمْ يَرْمُونَهُ وَقَدْ جَعَلُوا لِصَاحِبِ الطَّيْرِ كُلَّ خَاطِئَةٍ مِنْ نَبْلِهِمْ فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوا فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ مَنْ فَعَلَ هَذَا لَعَنَ اللَّهُ مَنْ فَعَلَ هَذَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئًا فِيهِ الرُّوحُ غَرَضًا
“Ibnu ‘Umar pernah melewati beberapa pemuda Quraisy yang menancapkan seekor burung dan memanahinya. Setiap anak panah yang tidak mengenai sasaran menjadi milik si pemilik burung.
Ketika melihat Ibnu ‘Umar, mereka pun bubar. Ibnu ‘Umar lalu berkata, “Siapa yang melakukan ini? Ketahuilah, Allah melaknat orang yang melakukan seperti ini. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menjadikan makhluk bernyawa sebagai sasaran tembak.” (HR. Muslim no. 1958). Ini juga yang disiksa adalah binatang, bagaimanakah dengan manusia?
Ada hadits dikeluarkan pula oleh Muslim bin Al Hajjaj,
مَرَّ هِشَامُ بْنُ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ عَلَى أُنَاسٍ مِنَ الأَنْبَاطِ بِالشَّامِ قَدْ أُقِيمُوا فِى الشَّمْسِ فَقَالَ مَا شَأْنُهُمْ قَالُوا حُبِسُوا فِى الْجِزْيَةِ. فَقَالَ هِشَامٌ أَشْهَدُ لَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « إِنَّ اللَّهَ يُعَذِّبُ الَّذِينَ يُعَذِّبُونَ النَّاسَ فِى الدُّنْيَا »
“Hisyam bin Hakim bin Hizam pernah melewati beberapa orang petani di Syam. Mereka berdiri di panas terik matahari.
Kemudian Hisyam bertanya, “Apa yang terjadi pada mereka?”
Orang-orang menjawab, “Mereka disiksa karena jizyah (upeti).”
Hisyam berkata, “Aku bersaksi, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan menyiksa orang-orang yang menyiksa manusia di dunia.” (HR. Muslim no. 2613).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Hisyam menemui gubernur di sana dan berbicara kepadanya. Ia pun memerintahkan agar mereka dibebaskan.
Dalil di atas menunjukkan haramnya menyiksa manusia, apalagi sampai membunuh atau membakar. Intinya, Islam tidak mengajarkan radikalisme.

Islam Mengajarkan Deradikalisme dan Kasih Sayang

Abu Hurairah menceritakan,
قَبَّلَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْحَسَنَ بْنَ عَلِىٍّ وَعِنْدَهُ الأَقْرَعُ بْنُ حَابِسٍ التَّمِيمِىُّ جَالِسًا . فَقَالَ الأَقْرَعُ إِنَّ لِى عَشَرَةً مِنَ الْوَلَدِ مَا قَبَّلْتُ مِنْهُمْ أَحَدًا . فَنَظَرَ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ثُمَّ قَالَ « مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ »
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium Al Hasan bin ‘Ali (cucu beliau). Ketika itu ada Al Aqra’ bin Habis At Tamimi sedang duduk. Al Aqra’ berkata bahwa ia memiliki sepuluh anak, namun ia tidak pernah mencium salah seorang di antara mereka sedikit pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan padanya, “Siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak disayangi.” (HR. Bukhari no. 5997 dan Muslim no. 2318).
Islam mengajarkan pula kelembutan dan itu tanda kasih sayang. Dari ‘Aisyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
Sesungguhnya sikap lemah lembut tidak akan berada pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut dari sesuatu, melainkan ia akan membuatnya menjadi buruk.” (HR. Muslim no. 2594)
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

saya kutip dari sini

laa hawla wa laa quwwata illa billaah....



No comments:

Post a Comment