Tuesday, February 04, 2014

Bekal untuk yang berSafar

Di halaman facebook saya akhir-akhir ini lumayan bikin hati jedar jeder lantaran sesuatu hal yang di post oleh teman-teman seper-facebook-an. Hehe

Semenjak satu atap dengan Mr. Mandela, kerap kali dia bilang argumen dia tentang yang tidak suka dengan share anything di facebook. Why? Karena dia bilang, share-share begitu cuma bikin halnya makin ngambang. Lantaran suami yang bilang begitu saya iya aja, walaupun kepingiiiiiiiiiiin sekali hati share misal tentang "bagaimana cara wudhu", atau "doa untuk orang sakit" atau "doa untuk orang yang bepergian jauh" yang menurut situs sesuai sunnah Rasul insyaa Allah.

Pendapatnya makin dikuatkan ketika salah satu Ustadz bilang, "menuntut ilmu itu harus sama guru. Baca buku saja kurang, sebaiknya datang ke majelis". Saya mikir.. iya juga. Mungkin kalo di facebook orangnya majemuk. Ada yang pikirannya politiiiiiiiiiik mulu, ada yang pikirannya liberal, ada yang masih belum ngeh sama sunnah. Jadi kalo ke share bisa jadi bukan orang-orang itu ber "OH" atau "AHA" ria, tapi bisa jadi ada yang makin "kok Islam aneh gini sih?". Walaupuuuun kemungkinannya ada dua di-like atau dislike. Hehehehe.. Masalah jenggot dan celana di atas mata kaki aja bisa jadi beberapa kubu saling bersisian.. Jadilah saya cuma bisa berspeak up ria disini. :) but I do not think that sharing things about sunnah in facebook itu a bad thing kok. Saya juga masih terlalu gemeeeeeeees kadang-kadang pingin banget share walhasil cuma like-like link-link dari facebook teman.

Ini nih yang lagi kepingin aku bagi...

Bekal Safar: Kutitipkan Mereka Kepada-Mu, Ya Allah…


Berkenaan tentang mendoakan teman kita yang mau safar atau perjalanan jauh. Biasanya suka bilang "hati-hati yaaa. titip doa".. Kalau dari yang saya baca.. Dari beberapa riwayat dinukil bahwa Rasululloh SAW menganjurkan..



Disyari’atkan untuk membaca doa ‘astaudi’ullaha diinaka wa amaanatak wa khawaatima ‘amalik‘, atau ‘astaudi’ukallahalladzi laa tadhii’u wadaa-i’uh‘ ketika akan berpisah. Bagi orang yang mengantarkan bisa juga dengan doa ‘zawwadakallahut taqwa, wa ghafara dzanbaka, wa yassarallahu lakal khaira haitsuma kunta‘ dan yang serupa dengannya sebagaimana disebutkan dalam riwayat.

Imam at-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan,
عن أنس قال : جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال يا رسول الله إني أريد سفرا فزودني قال زودك الله التقوى قال زدني قال وغفر ذنبك قال زدني بأبي أنت وأمي قال ويسر لك الخير حيثما كنت
Dari Anas -radhiyallahu’anhu-, dia berkata: Ada seorang lelaki yang datang menemui Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, saya hendak bepergian/safar maka berilah saya bekal.” Maka beliau menjawab, “Zawwadakallahut taqwa (semoga Allah membekalimu takwa).” Lalu dia berkata, “Tambahkan lagi -bekal- untukku.” Beliau menjawab, “Wa ghafara dzanbaka (semoga Allah mengampuni dosamu).” Dia berkata lagi, “Tambahkan lagi -bekal- untukku, ayah dan ibuku sebagai tebusan bagimu.” Beliau menjawab, “Wa yassara lakal khaira haitsuma kunta (semoga Allah mudahkan kebaikan untukmu di mana pun kamu berada).” (HR. at-Tirmidzi, beliau berkata: hadits hasan gharib. Syaikh al-Albani mengatakan: hasan sahih. LihatShahih Sunan at-Tirmidzi [3/155] software Maktabah asy-Syamilah)
Imam Ibnu as-Suni rahimahullah meriwayatkan hadits ini dengan redaksi doa yang sedikit berbeda,
عن أنس ، رضي الله عنه أن رجلا أتى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال : يا رسول الله ، إني أريد سفرا، فزودني. قال : زودك الله التقوى . قال : زدني. قال : وغفر لك ذنبك . قال : زدني. قال : ووجهك للخير حيثما توجهت
Dari Anas radhiyallahu’anhu bahwa ada seorang lelaki yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mengatakan, “Wahai Rasulullah, saya hendak bepergian. Berilah saya bekal.” Maka beliau menjawab, “Semoga Allah membekalimu dengan takwa.” Dia berkata lagi, “Tambahkan lagi -bekal- untukku.” Beliau menjawab, “Dan semoga Allah mengampuni dosa-dosamu.” Dia berkata lagi, “Tambahkan lagi -bekal- untukku.” Beliau menjawab, “Semoga Allah mengarahkanmu kepada kebaikan ke arah mana pun kamu menempuh perjalanan.” (HR. Ibnu as-Suni dalam ‘Amal al-Yaum wa al-Lailah [2/461], lihat juga Mir’at al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih karya Syaikh Abul Hasan Hisamuddin ar-Rehmani al-Mubarakfuri rahimahullah [8/189] software Maktabah asy-Syamilah)
at-Thibi rahimahullah menerangkan makna doa ‘zawwadakallahut taqwa‘,
زادك أن تتقي محارمه وتجتنب معاصيه
“Semoga Allah membekalimu dengan ketakwaan yang akan membuatmu menjaga diri dari perkara-perkara yang diharamkan-Nya dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya.” (Dinukil dari Mir’at al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih [8/190] software Maktabah asy-Syamilah)
Pun yang berpergian juga sebaiknya mempersiapkan bekal (makanan, uang dsb) dan sebaik-baik bekal adalah taqwa. 
dikutip dari sini.
Maafkan saya bila ada salah kata. Akhirul kalam semoga bermanfaat! wassalaamu'alaykum

5 comments:

  1. banyak banget hal dalam agama ini yang masih belum diriku ketahui... jazakillahu khoiron ukhti.. atas sharing ilmunya.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi jazaakillaahu khoiron mandaa lokih. saling mengingatkan dan mendoakan insyaa Allah. meuni belum hapal euy doanya

      Delete
  2. mmmm....damai rasanya dunia liy, kalo setiap orang dengan lapang hati menerima koreksi dan tambahan ilmu baru dari orang lain..kalo ak rasanya masih sering milih2 orang yang kasih tau, kalo yang ngasih si A-->"oh gitu toh ternyata..." dan kalo si B yang kasih tau-->"masa sih??sok tau nih orang" ckckckck =(

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi iyaa mba ellong.. bei mir ist auch noch sooo kok.. tapi insya Allah kita bisa mengurangi yaa.. mgkn kadang takut ilmunya gak sesuai tuntunan kali? jadinya kita suka mikir dua kali. hehehe asal ga nyakitin yang nyampein thd reaksi kita, walaupun sebenernya kita nyari fakta kebenarannya, semoga Allah ampuni. hehehe eh jadi sok tau gini.

      Delete