Friday, September 12, 2014

Sayang Asiyah

Sebulan bersama Asiyah rasa-rasanya cepat sekali berlalu. Gak kerasa eh Asiyah yang rasanya baru lahir kemarin udah sebulan usianya. Sebulan lebih 12 hari. Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah ta'ala.

Sudah lama ingin cerita-cerita tentang Asiyah, kebiasaan-kebiasaannya namun baru sempat sekarang.

Setiap bilang "Asiyah bau tangan" saya merasa bersalah. Tapi gak tau lagi istilah apa yang paling mendekati kebiasaan Asiyah yang selalu ingin digendong. Cerita-cerita ke Bunda dan Mamah pasti jawabannya sama. Abis asi langsung ditaro box bayi atau kalau nangis jangan langsung diangkat. Intinya tidak membiasakan Asiyah digendong terus.

Betapa sayangnya Asiyah sama saya karena kalau malam Asiyah bobok dengan tenang, walaupun saya tinggal untuk sekedar nyuci piring atau beberes rumah. Kebalikan kalau siang hari. Asal ditaro di tempat tdr gak lama pasti ada "ngek" Asiyah bangun.

Asiyah cenderung kagetan, mungkin karena itu juga kenapa Asiyah tidak pulas tidur kalau dibiarkan dikasur sendiri karena bila kaget dan tidak langsung dipegang, dielus-elus atau beri tanda ada orang disebelahnya, bisa jadi kagetnya berubah jadi menangis. Beda kalau malam, Asiyah walaupun tidurnya "grasak grusuk" tapi mata tetap terpejam dan kembali tidur. Perkiraan saya dan ayahnya mungkin Asiyah sudah tau beda siang malam. Siang cenderung rewel karena mau main, tapi belum tau caranya jadi cenderung menangis.

It's not easy for me to accept this. Apalagi diawal kelahiran Asiyah. Serba bingung. Rumah berantakan Asiyah gak mau lepas dipelukan. Akhirnya saya memutuskan untuk pakai kain gendong tradisional. Awalnya saya gak bisa pakainya dan takut karena tulang Asiyah masih lunak. Tapi lepas sebulan usianya, Asiyah membesar dan Umminya pun memberanikan diri dan memaksa diri agar bisa pakai gendongan ini. Hehehe jadilah Asiyah ikut disegala kesempatan, ke dapur, vacuum cleaning, makan, nonton, kecuali pas saya harus ke kamar mandi kalau Asiyah lagi bisa diajak kompromi, dia diam sejenak kalau nangis yaa saya biarkan menangis.
Dan akhirnya kami sepertinya tetap akan membiarkan Asiyah begini. Karena memang mungkin itu cara Asiyah tumbuh dan mengenal sekitarnya. Kami memang repot namun kebayang gak gimana bayi juga berusaha berkomunikasi. Sama seperti dikala proses persalinan, bukan sang ibu saja yang merasa sakit namun sang bayi juga, mereka berusaha keluar lewat rongga sempit ditubuh ibunya.

Asiyah kuat menyusu. Suka 'ngempeng' sama ibunya. Saya gak tau medis nya ini baik atau tidak untuk perutnya. Awal Asiyah lahir bila Asiyah menangis memang saya kasih susu lantaran Asiyah juga belum bisa ditimang dan memang minggu-minggu awal bayi memang harus terus diberi asi. Makin kesini makim besar Asiyah dan sudah bisa ditimang. Saya kadang bingung kapan Asiyah menyusu karena dia laper beneran atau menyusu karena cuma untuk penghantar tidur. Kalau yang kedua, Asiyah cenderung jadi marah-marah. Karena ngantuk dan cari celah untuk pulas menutup mata. Saya ingat adik saya dulu juga kurang lebih begitu. Bayiii...
Asiyah pernah beberapa kali muntah karena memang saya nyadar hari itu Asiyah minum kebanyakan, akibatnya susu yang belum tercerna keluar lagi. "Kebanyakan susu diperut". Hehehe

Cerita-cerita sama ibu-ibu lain fenomena bau tangan bukan cuma saya doang yang ngalamin. Teman-teman yang lain juga banyak merasakan hal yang sama. Anaknya ikut masak, nyuci piring.. hihihi saking sayang sama ibunya ya?

Teringat waktu saya usai melahirkan dan ngomong sama bidan yang membantu proses persalinan, "gimana nih saya gak ada bidan yang datang kerumah. Saya takut kalau nanti salah urus atau anak saya sakit". Bidan itu jawab "nein, das baby ist nicht krank (tidak, bayinya gak sakit), ikuti feeling kamu aja dan jangan banyak baca buku". Saya cuma hehehehe aja, tapi lega.

Repot? Dari awal ada benih tumbuh didalam perut seorang calon ibu.. yang kelak akan menjadi anak keturunannya.. rasanya kata repot itu sudah menjadi suatu yang pasti. Ya repot, susah, sakit. Tapi berkat rahmat Allah, Allah selipkan rasa cinta disetiap orang tua untuk mengurus dan menyayangi anaknya dari dalam kandungan hingga dewasa.

Omong-omong sama suami di sela-sela "sibuk" dengan Asiyah, "yang begini nanti jadi cerita aja..." saya jawab, "jangankan ngebayangin Asiyah besar, nanti pas ninggalin ke kampus aja bayanginnya lemes"
Ya, masa-masa ini.. ketika si anak masih bisa dipeluk dan mau dipeluk, terbayang nanti kala mereka sudah besar dan lepas dari kita? Cuma cerita-cerita gendong menggendong ini yang bisa jadi obat rindu.

Sehat selalu yah nak.. kami coba semua yang terbaik yang kami mampu, tapi yang terbaik itu kadang harus lewat jalan yang agak berbeda.

Karena setiap bayi itu unik, setiap anak itu unik. Kadang memang harus coba berbagai cara dan gaya untuk bisa membuat mereka tenang, agar membuat mereka nyaman.

After all.. Sumber kekuatan itu hanya dari Allah. Manusia-manusia di bumi adalah lemah dan berkat kasih sayang Allah rezeki kita di bumi tidak pernah putus. :)

No comments:

Post a Comment