Wednesday, April 20, 2016

Salafi = Islam Keras?

Bismillaahirrohmaanirrohiiim

Alhamdulillaahilladzi bini'matihi taathimushshoolihaat

Dari judulnya udah lumayan bikin melotot belum yah? Hehehe
Sebenernya ketika saya mau menulis tentang yang tertera di atas, saya merasa... ragu-ragu, tulis gak ya... tulis gak ya... Hehehe Karena hal ini lumayan hal yang sensitif yah, kalo soal agama tuh bener-bener masalah pribadiii banget ya sebenernya. Mudah-mudahan tulisan saya gak bikin huru hara atau bikin sebel yang baca ya..........

Jadi... sebelum saya mengenal dakwah salaf atau kadang-kadang juga disebut ngaji sunnah, saya sempat ikut juga untuk belajar islam but then, when i found or when i heard kajian in youtube from one of an Ustadz yang mengisi kajian sunnah, i felt like.... a lot of things are missing. Saya merasa... kalau islam itu bukan melulu dakwah atau ngajakin orang-orang, tapi sebelum ketahapan itu, kita sebagai orang muslim harus menimba ilmu. Iya, ilmu syar'i. Dan dakwah setiap orang itu berbeda-beda... bahkan dengan berpakaian sesuai syariat pun itu salah satu bentuk dakwah kita insya Allooh. Dengan bertindak sesuai apa yang Rosululloh sallalloohu 'alayhi wasallam pun termasuk dakwah. Untuk yang laki-laki membiarkan jenggotnya tumbuh, celana nya gak isbal, menebar salam, untuk para ummahaatnya urus anak, suami, atau menyampaikan nasihat sesuai dengan ilmu yang kita punya, kalau ilmu kita belum sampai situ ya.. kita gak boleh gengsi bilang "saya gak tau" atau "saya gak paham". Dakwah itu masya Allah adalah suatu tindakan yang mulia tapi ya itu, sebelum kita berdakwah dengan memberikan kajian kita harus benar-benar menuntut ilmu. Dakwah-dakwah dengan mengisi kajian biarlah kita serahkan dengan para alim ulama yang sudah belajar islam atau belajar cabang islam seperti fiqih, aqidah, muamalah dan lain-lain.

Abu Bakar r.a dulu ketika beliau mengetahui Muhammad adalah Rosul Allah, beliau juga langsung berdakwah, mengajak para sahabat-sahabatnya untuk memeluk agama islam, tapi ya itu, sebatas pengetahuannya bahwa "tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rosul Allah".

Nah, sekarang-sekarang ini sedang heboh tentang "salafi". Biasanya kalau dengar kata salafi, banyak orang yang menganggap kalau orang-orang yang menisbatkan diri mereka dengan salafi ini adalah islam yang keras. Karena banyaknya berita-berita miring tentang salafi di media. adapun definisi salafi itu adalah orang-orang terdahulu, yang menurut kesepakatan ulama itu artinya sahabat-sahabat Rosululloh, tabi'in, tabi't tabi'in dan para Imam yang dulu yang berpegang teguh pada Alqur'an dan Sunnah Rosulullooh sallalloohu 'alayhi wasallam (pengertian selanjutnya saya copy paste dibawah yaaa). Pun ada sekolompok orang yang berbuat melenceng atau "keras" misal membunuh, mendemo pemerintah, atau contoh-contoh lain yang sebenernya tidak di ajarkan baginda kita Rosulullooh sollalloohu 'alayhi wasallam, menamakan diri mereka salafi, maka marilah kita berlepas diri dari mereka teman-temanku. Karena tindakan mereka sebenarnya jauuuuh dari apa yang dicontohkan oleh para salaf.

Imam al-Auza’i rahimahullah (wafat th. 157 H) mengatakan:
اِصْبِرْ نَفْسَكَ عَلَى السُّنَّةِ، وَقِفْ حَيْثُ وَقَفَ الْقَوْمُ، وَقُلْ بِمَا قَالُواْ، وَكُفَّ عَمَّا كُفُّوْا عَنْهُ، وَاسْلُكْ سَبِيْلَ سَلَفِكَ الصَّالِحَ، فَإِنَّهُ يَسَعُكَ مَا وَسِعَهُمْ.
“Bersabarlah dirimu di atas Sunnah, tetaplah tegak sebagaimana para Shahabat tegak di atasnya. Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan, tahanlah dirimu dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya. Dan ikutilah jalan Salafush Shalih, karena akan mencukupi kamu apa saja yang mencukupi mereka".

Bersabarlah dirimu di atas Sunnah, walaupun kita bersendirian. Karena jama'ah itu bukan berarti bersama-sama dalam pengertian sebenarnya, tapi jama'ah itu adalah bersatu di atas kebenaran, tidak mau berpecah belah dalam urusan agama  berkumpul di bawah kepemimpinan para Imam (yang berpegang kepada) al-haqq (kebenaran), tidak mau keluar dari jama’ah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan Salaful Ummah. Jadi, walaupun kita terasing tapi tetap menegakkan atsar (sunnah) insya Allah kita berada dalam jama'ah.

Semua firqah-firqah (golongan) itu memiliki dalil masing-masing. Disebut firqah karena mereka memiliki dalil- Tapi apakah dalil mereka sesuai Alqur'an dan sunnah? Dalil yang sesuai alqur'an dan sunnah itu lah yang harus selalu kita cari. Maka kita harus tetap berhati-hati dengan firqah-firqah sesat karena mereka pasti menyertakan dalil.

Adapun perbedaan pendapat diantara para ulama, itu adalah masalah khilafiyah. Masalah khilaf antara para ulama yang kita bisa pilih pendapat mana yang paling kuat atau rojih.

Tapi yang harus kita ingat dan selalu berusaha untuk lakukan sebagai penuntut ilmu. Janganlah kita bersikap keras terhadap teman-teman kita yang belum mengenal dakwah ini. Misal yang masih isbal, yang gak ada jenggotnya (kali aja emang karena gak bisa tumbuh?), yang masih pakai Kopftuchchen, yang masih ikutan firqah lain.... tebarkanlah hikmah dan kasih sayang seperti Rosululloh dulu. Alloh dan RosulNya aja dihina dan dicaci maki, apalah kita yang gak lebih dari debu ini ya kan.......

Soal yang Kopftuchchen itu hehehehe dapet istilah itu dari suami setelah doi ikut kajian di masjid Sahaba dekat U-bhf Amrumerstr. Dia cerita beberapa isi kajiannya sampai nyebut "kopftuchchen" hehe saya spontan nyengir. I was the one who wore it thou....... hehehe mudah mudahan kita selalu diberi hidayah untuk selaluuu berubah sesuai yang Allah dan RosulNya suruh aaamiiin alloohumma aamiin..

mudah-mudahan gak alergi lagi yaa dengan istilah salafi. Coba deh dengerin youtubenya rodjatv, yufidtv dan kajian-kajian sunnah lainnya. Ustadz nya boleh mengerikan mukanya, tapi masya Allah ajarannya lembut kok insya Allah. Galak suaranya kan bukan berarti maksudnya galak kaaaaan?

hidayah hanya milik Allah. Mudah-mudahan kita selalu dalam hidayahNya untuk terus menimba ilmu syar'i, ilmu sesuai Alqur'an dan Sunnah.. aaamiiin

saya copy paste dari sini https://almanhaj.or.id/3428-definisi-salaf-definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html

Definisi Salaf (السَّلَفُ)
Menurut bahasa (etimologi), Salaf ( اَلسَّلَفُ ) artinya yang terdahulu (nenek moyang), yang lebih tua dan lebih utama.[1] Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan (سَلَفُ الرَّجُلِ) salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya.[2]

Menurut istilah (terminologi), kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari ummat (Islam) ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ.
“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in).”[3]
Menurut al-Qalsyani: “Salafush Shalih adalah generasi pertama dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallamdan menegak-kan agama-Nya…”[4]
Syaikh Mahmud Ahmad Khafaji berkata di dalam kitabnya, al-‘Aqiidatul Islamiyyah bainas Salafiyyah wal Mu’tazilah: “Penetapan istilah Salaf tidak cukup dengan hanya dibatasi waktu saja, bahkan harus sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (tentang ‘aqidah, manhaj, akhlaq dan suluk-pent.). Barangsiapa yang pendapatnya sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah mengenai ‘aqidah, hukum dan suluknya menurut pemahaman Salaf, maka ia disebut Salafi meskipun tempatnya jauh dan berbeda masanya. Sebaliknya, barangsiapa pendapatnya menyalahi Al-Qur-an dan As-Sunnah, maka ia bukan seorang Salafi meskipun ia hidup pada zaman Sahabat, Ta-bi’in dan Tabi’ut Tabi’in.[5]
Penisbatan kata Salaf atau as-Salafiyyuun bukanlah termasuk perkara bid’ah, akan tetapi penisbatan ini adalah penisbatan yang syar’i karena menisbatkan diri kepada generasi pertama dari ummat ini, yaitu para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah dikatakan juga as-Salafiyyuun karena mereka mengikuti manhaj Salafush Shalih dari Sahabat dan Tabi’ut Tabi’in. Kemudian setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan manhaj mereka -di sepanjang masa-, mereka ini disebut Salafi, karena dinisbatkan kepada Salaf. Salaf bukan kelompok atau golongan seperti yang difahami oleh sebagian orang, tetapi merupakan manhaj (sistem hidup dalam ber-‘aqidah, beribadah, berhukum, berakhlak dan yang lainnya) yang wajib diikuti oleh setiap Muslim. Jadi, pengertian Salaf dinisbatkan kepada orang yang menjaga keselamatan ‘aqidah dan manhaj menurut apa yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan.[6]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat th. 728 H)[7] berkata: “Bukanlah merupakan aib bagi orang yang menampakkan manhaj Salaf dan menisbatkan dirinya kepada Salaf, bahkan wajib menerima yang demikian itu karena manhaj Salaf tidak lain kecuali kebenaran.” [8]

 

 referensi :
https://almanhaj.or.id/3428-definisi-salaf-definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html
https://almanhaj.or.id/1276-kewajiban-ittiba-mengikuti-jejak-salafush-shalih-dan-menetapkan-manhajnya.html
https://www.youtube.com/watch?v=7dghYmiz34I

No comments:

Post a Comment