Wednesday, September 07, 2016

Hijab


Kali ini tentang hijab. Pakaian yang menutupi tubuhku beberapa tahun belakangan ini. Hehehe

Setelah bertransformasi, belajar pake penutup tubuh seperti gorden alias jilbab dan khimar lebar... Alhamdulillah saya belum pernah dapat perlakuan sarkastik dari orang-orang bule jerman di sini. Kalau diliatin mah kayaknya karena mereka gak biasa liat baju begini ya... saya sendiri sekarang hilir mudiknya di berlin timur, sudut berlin yang tadinya jarang banget orang asingnya, tapi sekarang sudah mulai ramai, alhamdulillah. Tapi perlakuan yang sampai di tarik khimarnya atau didorong mah gak pernah. Alhamdulillah. Ngomong-ngomong tentang khimar lebar, masya Allah sekarang udah tersebar bangeeet yah online shop atau di toko-toko belanjaan yang jual khimar panjang. Alhamdulillah...

Awal pake khimar panjang ini, pas udah nikah. Orang terdekat yang dulu pakai khimar panjang itu, Teteh (i call her Teteh since she has children now....... apakata anaknya kalau saya masih panggil dia "baloklok?" hehe..). Pas dulu liat teteh pake i was thinking like... apakah bakalan datang waktunya bagiku yaa...... Dan sebenarnya dibalik khimar panjang itu banyaaak banget nilai pelajarannya. Dua tahun lalu kayaknya khimar panjang belum begitu beken ya, apalagi yang pakai cadar gitu kayaknya masih belum lumrah atau khalayak ramai itu masih bilang "aliran apa tuh". Tapi masya Allah, Allah mudahkan dakwah sunnah itu menyebar ya... karena memang sebenarnya dakwah sunnah itu yang sesuai fitrah manusia yaa yang mau cari ilmu Allah yang sesuai syariat.

Balik lagi... Kenapa saya bilang nilai pelajaran? ketika transformasi dari khimar yang sekedar nutup dada, ke khimar yang panjang kayak gorden, pasti banyak selentingan omongan yang nyampe dikuping, atau kalaupun bukan omongan mata-mata orang itu langsung tertuju sama kita. Gak sering yaa berasa terintimidasi dan istiqomah itu kayaknya hal yang suliiiit. Tapi balik lagi ke niat dan iman, bukan berarti yang udah pakai khimar panjang itu imannya lebih baik, atau ilmunya lebih banyak, tapiiiii mereka cuma mau menjalankan satu dari apa yang Allah suruh. Iman semua orang pasti naik turun ya, tapi insya Allah karena iman juga pakai khimar panjang itu akan memenuhi hati dengan penuh rasa lega bila niatnya lillaahi ta'ala. insya Allah. Pelajaran yang lainnya adalah kadang yang pake khimar panjang terlihat kurang ramah sama orang lain yang belum pakai. Hehehe... padahal harusnya tetap ramah yaaa dan ramahnya harus tulus. Tapi gak sedikiiit akhwat yang masya Allah baiiiiiiiik banget, ramah, senyumnya tulus dan gak nge jugde sembarangan. ehehehe

Jadi beberapa hari yang lalu sempet diskusi sama akhwat yang dulunya mondok. Diskusi nya tentang, batasan gamis perempuan itu sampai mana, khimarnya itu semana panjangnya. Kurang lebih itu.

Jawabannya, gamis wanita yang kita kenal itu  (baju terusan dari atas sampai bawah, atau ada juga pendapat ulama yang membolehkan gak mesti model terusan, yang ada atasan dan bawahan asal gak membentuk bentuk tubuh) panjang bawahnya boleh lebih sehasta terhitung dari tengah betis. Lebih dari yang itu maka gak boleh.

ini haditsnya

Dari seorang ibu putra Ibrahim bin Abdurrahman bin ‘Auf bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya aku adalah seorang perempuan yang biasa memanjangkan (ukuran) pakaianku dan (kadang-kadang) aku berjalan di tempat kotor?’ maka Jawab Ummu Salamah, bahwa Nabi pernah bersabda, Tanah selanjutnya menjadi pembersihnya.” (HR. Ibnu Majah, Imam Malik dan Tirmidzi. Hadits shahih)

teruss... yang tentang khimar itu kan di alquran nutupin dada aja? Saya baru ngeh dengan syarat lain hijab wanita itu gak boleh memperlihatkan bentuk tubuh. Jadi.... kalau lekukan tangannya masih keliatan, makaa khimarnya harus dipanjangin lagi. Makanya, ada hijab yang modelnya kayak gorden atau karung, itulah pakaian  taqwa wanita. Jadi makin menutupi, makin baik. Dan makin melindungi insya Allah.

Masalah membentuk lekukan tubuh, saya pernah dengar tanya jawabnya Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat perihal akhwat yang pakai jaket ketika naik motor, maka terlihatlah bentuk tubuhnya, jawaban beliau adalah "ya gak usah pakai jaket". Jadi... misal harus pakai jaket, jaketnya dimasukin ke dalam khimar. Lalu saya dapat info dari teman akhwat saya, banyak ustadz-ustadz lain yang menghimbau kalau akhwat pakai jaket pas naik motornya diluar aja. soalnya banyak terjadi kecelakaan karena khiamrnya berkibar-kibar. Allahu a'lam. Mungkin kalau naik motor pengecualian ya... atau bisa disiasati dengan misal dipenitiin dibagian lengan jadi khimarnya gak nutupin muka atau berkibar yang menyebabkan kecelakaan. Allahu a'lam.

Truth to be told..... ngomong sama diri sendiri sih, kayak... walau sudah pakai khimar panjang, tapi ilmu masih sedikiiiiiit sekali. Andai orang-orang gak ngejugde khimar panjang dan lebar itu sama dengan kaya ilmu ya... karena kita semua pasti terus belajar dan belajar insya Allah, gak boleh merasa yang paling baik atau merasa paling tau dan kuat iman. Sementara Rasulullooh aja selalu berdoa untuk hatinya agar selalu diistiqomahkan di jalan Allah.

Mudah-mudahan Allah selalu istiqomahkan hati dan iman kita dan anak keturunan kita diatas aqidah yang benar. aaamiiin

No comments:

Post a Comment